Banyak trader pemula memulai perjalanan trading forex dengan mengikuti sinyal dari orang lain, ikut-ikutan strategi teman, atau sekadar coba-coba. Tapi seiring waktu, kamu akan sadar bahwa setiap orang punya gaya trading yang berbeda. Karena itu, penting untuk belajar cara membuat sistem trading sendiri yang sesuai dengan karakter dan tujuanmu.
Sistem trading yang baik bisa membantumu mengambil keputusan dengan lebih tenang dan terarah. Nggak perlu lagi nebak-nebak kapan masuk atau keluar pasar. Semua sudah ada aturannya—dan aturan itu kamu yang bikin sendiri. Seru, kan?
Nah, di artikel ini, kita akan bahas langkah-langkah dasar membuat sistem trading sendiri dari nol. Yuk, mulai!
1. Tentukan Gaya Tradingmu
Langkah pertama sebelum membuat sistem adalah mengenal dirimu sendiri. Kamu lebih suka trading cepat atau tahan posisi lebih lama? Ini penting, karena sistem untuk scalper tentu beda dengan swing trader.
Beberapa gaya trading yang umum:
-
Scalping: buka dan tutup posisi dalam hitungan menit.
-
Day trading: buka dan tutup posisi dalam sehari.
-
Swing trading: tahan posisi beberapa hari atau minggu.
-
Position trading: tahan posisi jangka panjang.
Pilih gaya yang cocok dengan waktu luang dan kepribadianmu.
2. Pilih Pasangan Mata Uang
Jangan langsung trading semua pair. Fokus dulu ke satu atau dua pasangan mata uang, misalnya EUR/USD atau GBP/JPY. Setiap pair punya karakteristik berbeda. Dengan fokus, kamu bisa lebih paham pola pergerakannya.
Kalau kamu pemula, sebaiknya pilih pasangan mayor yang likuid dan spread-nya rendah.
3. Tentukan Time Frame Utama
Time frame akan memengaruhi kecepatan sinyal trading. Jika kamu swing trader, mungkin kamu lebih cocok di time frame 4 jam atau harian. Tapi kalau kamu scalper, kamu akan lebih sering di grafik 1 menit atau 5 menit.
Gunakan 1 time frame utama untuk entry, dan satu lagi yang lebih besar untuk melihat arah tren (misalnya: entry di H1, tren di H4).
4. Buat Aturan Masuk (Entry Rules)
Nah, ini inti dari sistemmu. Kamu harus jelas kapan akan masuk posisi. Gunakan kombinasi indikator teknikal atau pola grafik, misalnya:
-
Masuk buy saat:
-
Harga di atas MA 50.
-
RSI di bawah 70 dan mengarah naik.
-
Ada pola bullish engulfing.
-
-
Masuk sell saat:
-
Harga di bawah MA 50.
-
RSI di atas 30 dan mengarah turun.
-
Ada pola bearish engulfing.
-
Jangan terlalu banyak aturan. Cukup 2–3 sinyal yang jelas dan mudah diamati.
5. Buat Aturan Keluar (Exit Rules)
Keluar posisi sama pentingnya dengan masuk posisi. Banyak trader terlalu fokus mencari entry, tapi bingung saat harus keluar.
Contoh aturan exit:
-
Target profit: 50 pip.
-
Stop loss: 30 pip.
-
Trailing stop 20 pip jika harga sudah untung 30 pip.
Dengan aturan ini, kamu bisa menjaga risiko tetap terkendali.
6. Uji Coba Sistemmu (Backtest)
Setelah punya sistem, jangan langsung pakai di akun real. Coba dulu sistem itu di akun demo atau lakukan backtest. Backtest artinya kamu coba terapkan aturanmu ke data grafik lama, untuk melihat apakah sistemnya menghasilkan profit atau tidak.
Gunakan setidaknya 100 posisi simulasi agar datanya cukup valid. Catat semua hasilnya: berapa kali menang, kalah, berapa persen win rate-nya, dan berapa profit totalnya.
7. Evaluasi dan Sempurnakan
Setelah backtest, kamu bisa lihat kelemahan dan kekuatan sistemmu. Mungkin kamu perlu mengatur ulang stop loss, mengganti indikator, atau mengubah pasangan mata uang. Proses ini bisa berlangsung lama, tapi hasilnya akan sangat berguna untuk jangka panjang.
Penutup
Membuat sistem trading sendiri bukan sekadar bikin aturan lalu berharap untung. Ini adalah proses belajar memahami pasar dan mengenal diri sendiri. Dengan sistem yang tepat, kamu bisa trading dengan lebih tenang, tidak emosional, dan punya arah yang jelas.
Ingat, tidak ada sistem yang 100% profit terus. Tapi sistem yang kamu bangun sendiri akan lebih cocok dengan gaya tradingmu. Jadi, mulailah sekarang juga—ambil catatan, buka grafik, dan bangun sistem trading versimu!
Baca Juga : High-Impact News Fade Strategy: Menghadapi Berita Besar dengan Lebih Cerdas